[Wisata]
Gedung sate memang menjadi icon kota Bandung. Selain gedungnya yang unik karena penamaannya, gedung ini pun berada di tengah kota. Sehingga begitu mudah di temui oleh wisatawan luar Bandung.
Sebagai warga Bandung, rasanya memang terasa kurang kalau belum pernah benar-benar memasuki area dalamnya. Iya, memang selama ini, kita (atau mungkin warga Bandung lainnya) hanya sebagian kecil saja yang pernah masuk. Sisanya, mungkin hanya lihat dari bagian luarnya, sekedar melintasinya, atau bahkan sampai tidak terpikirkan untuk penasaran bagaimana area di dalamnya.

Gedung Sate begitu mempesona, bangunan nya terbilang luas dan megah. Bangunan yang di dominasi oleh warna putih ini, akhirnya di singgahi oleh kita beberapa pekan lalu. Ya, akhirnya kita masuk ke dalamnya bukan hanya di area parkiran atau di halamannya.
Selama ini, kita mikir kalau Gedung Sate bukan tempat umum yang gak bisa sembarangan orang masuk. Iya, Gedung Sate ini adalah kantor pemerintahan Jawa Barat. Gubernur juga wakilnya berkantor disana. Jadi mungkin karena itu, dipikiran warga Bandung berarti gak boleh sembarangan orang masuk sana.
Setelah cari tahu tentang izin masuknya, akhirnya dua hari sebelum dateng ke Gedung Sate kita izin dulu. Cari jadwal yang pas, dipilih lah jam 3 sore untuk dateng kesana.
Gedung Sate ini punya nama asli, yaitu Gouvernements Bedrijven. Dibangun sejak tahun 1920 dan selesai pada tahun 1924. Arsitektur bangunan ini memiliki gaya indo-eropa, yang artinya memadukan gaya timur dan barat. Disebut Gedung Sate dikarenakan bagian menara dari bangunan ini terdapat “tusuk sate” dengan 6 buah bulatan – yang ternyata adalah bentuk jambu air. 6 buah bulatan ini mengartikan 6 juta gulden, yang dimaksudkan sebagai jumlah biaya pembangunan Gedung Sate. Sedangkan jambu air katanya memiliki sifat-sifat yang baik dan diharapkan sifat tersebut ada di kota ini.
Masuk ke area dalamnya begitu megah dan bersih. Setelah diajak keliling-keliling menyusuri tiap lantai, akhirnya sampailah kita di lantai empat. Ruangan paling atas di gedung ini. Di sini, ada bagian ruang pamer. Di dalamnya terdapat koleksi-koleksi dari Jawa Barat dan beberapa foto masa pembangunan Gedung Sate.
Setelah ngelilingin ruang pamer, kita diajak oleh guide naik tangga untuk masuk ke bagian menara. Bagian dalam dan luar dari menara ini dipenuhi kursi-kursi dan meja untuk santai. Iya, karena memang fungsinya pun demikian. Kata guide nya, kalau beres pertemuan dan mau menjamu tamu sambil santai biasanya digunakan lah ruangan ini.
Dari bagian luar, kamu bisa liat kota Bandung bagian utara, selatan, barat dan timur. Lengkap! Bisa sekalian lihat mana aja yang jomblo dan galau. Nah uniknya, di bagian utara, kamu bisa lihat secara lurus, disana terlihat ada monumen perjuangan dan gunung tangkuban perahu. Iya, gedung sate sengaja dibuat demikian. Keren ya!
Tahun 1945 pernah terjadi perselisihan di Gedung Sate yang menyebabkan tujuh korban meninggal. Perselisihan ini antara Belanda dan Indonesia untuk mempertahankan fungsi Gedung Sate. Tujuh orang korban adalah pemuda pekerja umum. Untuk menghargai peristiwa tersebut, dibangun tugu oleh menteri pekerja umum pada tahun 1970 .
Tugunya ada di halaman depan Gedung Sate. Fotonya ada di bawah. Tapi.. btw, menurut guide yang ajak jalan kita, lima dari tujuh korban sudah ditemukan sedangkan dua korban lagi masih belum ditemukan sampai sekarang. Hiiiii…
Dulu pada masanya yang entah kapan, gedung sate adalah bangunan paling tinggi di kota Bandung. Pemerintah melarang ada bangunan lebih tinggi dari gedung sate. Kenapa demikian? Karena Gedung Sate dianggap sebagai sebuah pusat. Karena dianggap pusat, maka Gedung Sate memiliki sirine yang mampu terdengar sampai radius 40km. Tetapi, karena sudah banyak bangunan tinggi dan fungsi sirine tidak lagi seperti dulu sebagai informasi untuk warga, maka sirine pun hanya bisa terdengar 10-20 km saja.
Jalan-jalan ngelilingin Gedung Sate diakhiri dengan pemberian buku saku yang isinya tentang Jawa Barat, kemudian kita solat di Mesjid Al-Muttaqin yang ada di area Gedung Sate. Soooo, buat kamu-kamu yang mau masuk ke Gedung Sate, bisa banget loh! Terlebih di hari Sabtu dan Minggu, hari itu memang di khususkan untuk pengunjung kok. Selain hari itu, lebih baik izin dulu dari hari-hari sebelumnya ya.
Lokasi:
Gouvernements Bedrijven alias Gedung Sate
Jalan Diponegoro No. 22, Kota Bandung
Biaya masuk: FREE
Terimakasih untuk guide Astari dari humas Gedung Sate. Terimakasih juga untuk Yoga Akbar sebagai salah satu teman dari Jakarta yang sedang berkunjung ke Bandung.
Catatan: Tempat ini bisa saja mengalami perubahan (harga, tempat, dll). Mohon cek tanggal postingan untuk memastikan.
Kontributor
Tulisan dan foto: Aulia Fasya
Instagram @fasyaulia
cuma lewatin depan gedung sate aja nggak pernah masuk π
Dulu juga kita gitu hehehe
Cara minta ijinya gimana?
bilang aja ke pos satpam yang ada di depan, atau dari pos satpam bilang aja minta dianter ke bagian humas atau penerima tamu π
Kak, nanya dong. Kalau mau masuk ke dalam gedung, ijin beberapa hari sebelumnya atau pas datang hari itu juga?
Kak, nanya dong. Kalau mau masuk ke gedung, ijinnya beberapa hari sebelumnya atau pas hari kita datang?
Lebih baik izin dari beberapa hari sebelumnya sih. Tapi kalau mau coba pas hari H ya gakpapa, untung2an aja hehe