[Event]
Siapa yang tahu tari topeng? Siapa yang pernah lihat secara langsung? Mungkin kebanyakan yang baca akan menjawab “tidak tahu dan tidak pernah” – termasuk kita, yang beberapa waktu lalu berkesempatan untuk diajak mengenal dan melihat secara lebih dekat. Diselenggarakan di Kebon Awi Kaffee, salah satu tempat makan yang ada di Dago Atas dengan suasana asri dan teduh.
Kebon Awi Kaffee ini mempunyai konsep makan di tengah hutan bambu yang teduh dan bisa banget untuk leyeh-leyeh di saung-saungnya. Walaupun punya konsep demikian, ada pula pilihan tempat duduk yang terlihat lebih modern dengan sofa ataupun meja kursi bar yang tinggi. Anyway, di sini terdapat 24 jenis pohon bambu loh! Wooo super banyaaak. Katanya sih dulu lebih dari ini, tapi sekarang yang tersisa hanya 24 dan tetap berusaha untuk dilestarikan.
Mengenai tari topeng yang tadi kita bahas diawal, jadi Kebon Awi Kaffee menyelenggarakan pertunjukan tari topeng untuk mengenalkan kepada kita semua (blogger dan pembaca) bahwa keberadaan tari topeng masih ada sampai saat ini. Harapannya sederhana, untuk melestarikan budaya yang sudah ada.
Sebelum masuk ke pertunjukan tari topeng, kita diajak juga mengenal alat musik karinding dan celempung. Keduanya terbuat dari bambu juga. Karinding ini tidak ada hak paten sendiri, karena setiap daerah mempunyai sejarahnya masing-masing, tapi yang jelas ini adalah warisan budaya yang harus dijaga. Selain alat musik, ada juga permainan zaman dulu yang dimana kita udah gak pernah maininnya. Siapa saja yang datang boleh mencobanya loh!
Kebetulan, hari itu cuaca sedang turun hujan, pas banget waktu ditawarin makan siang dengan menu enak-enak dari Kebon Awi Kaffee. Ada ayam rebung rica-rica, capcay, bala-bala, sambel, dan lalapan~ RASANYA ADUHAI MAKNYUS! Sebenernya pengen nambah soalnya kalau hujan bawaannya laper, wkwk tapi malu π HEHE.
Setelah selesai makan dan hujan mulai reda, pertunjukan tari topeng pun dimulai. Siapakah yang menari? Dia adalah perempuan cantik yang masih sehat di usianya yang tidak lagi muda, Ambu Ottih, selaku owner Kebon Awi Kaffe. Waaaw! Luar biasa!
Ambu Ottih banyak bercerita mengenai budaya yang seharusnya tetap kita jaga sebagai warisan kepada anak cucu kita, menurut beliau kita ini sudah hidup di tanah yang penuh kekayaan, maka kita harus memuliakan, menggunakan, dan menjaga budaya sendiri. Budaya ini dalam bentuk apapun, bahasa, aksara, tarian, alat musik, dan lainnya.
Ambu Ottih menari dengan penuh semangat. Beliau masih memperlihatkan energinya untuk menari dan mengajak kita untuk mengenal tari topeng. Saat menari, ada 5 topeng yang digunakan oleh Ambu. Tariannya bercerita tentang manusia dari sejak dilahirkan, menjalani kehidupan, bahkan hingga tua. Setelah tarian topeng selesai, acara ditutup dengan musikalisasi puisi yang entah kenapa suasana semakin cair dan seru.
Btw, tau gak apa yang paling berkesan saat berada di tengah-tengah acara? BAHASA! Bahasa yang digunakan mc ataupun pengisi acara lainnya, semuanya menggunakan bahasa sunda. Terkhusus untuk mc, kita sebagai tim hore kagum banget sama tutur bahasa yang digunakannya saat berbicara didepan umum, bagus banget, salut π
Berasa malu karena kita gak terlalu ngerti bahasa sunda. Huhuhu.

Harapan dari terselenggaranya acara ini adalah, semoga kita semua tetap mengedepankan silih asah, silih asih, silih asuh, yang dimana kita harus bersama-sama memberi dan membagi ilmu, harus sama-sama menyayangi, dan harus sama-sama mengasuh / memberikan arahan mana yang baik mana yang buruk – terhadap sesama manusia. Ini bisa diartikan dalam banyak hal, salah satunya budaya. Saling berbagi ilmu dan manfaat tentang budaya serta menyebarkannya ke siapa saja, termasuk dengan adanya tulisan ini.
Anyway… terima kasih super banyak dari kita, untuk undangan dan pertunjukkannya. Sampai bertemu di lain kesempatan. Untuk undangan makan-makan sesi 2, HUBUNGI LAGI AJA YA AKANG-AKANG hahahahaha π Nuhuuuun.
Lokasi :
Kebon Awi Kaffee
Jalan Bukit Pakar Timur No.29, Ciburial, Cimenyan, Bandung, Jawa Barat 40198
Instagram : @kebonawikaffee
Nb : Tempat ini bisa saja mengalami perubahan, harap dibaca tahun penulisan postingannya ya.
Penulis : Fasya
Salam,
Tim hore
IG @jalanhorebdg
Leave a Reply