Sebelum ke de Blank ON, sempat terjadi percakapan yang sangat sengit dan panjang antara saya dan Fasya. Percakapannya kurang lebih seperti ini:
“Besok di kantor akan ada pemadaman listrik, jadi katanya kalau mau datang agak siang aja.”
“Oh, oke.”
“Mau ngedate dulu enggak, sebelum ke kantor? Ke mana gitu.”
“Boleh.”
“Ke Kawasan Punclut, yuk?”
“Ayuk!”
Sengit sekali bukan?
—
Sama seperti waktu kami ke Orchid Forest Cikole, ke Kawasan Wisata Punclut juga pas kebanyakan orang lagi duduk ceria di kantor. Jadi, iya, de Blank ON lokasinya ada di Kawasan Wisata Punclut, persisnya di Jalan Baru Laksana No. 75 dan di kiri-kanan-depan-belakangnya juga ada banyak tempat serupa yang bisa didatangi.
Kenapa di antara banyak tempat kami memilih de Blank ON? Karena waktu ke sana sebagian besar belum pada buka alias datangnya kepagian. Kebetulan, de Blank ON satu dari dua yang sudah buka jadi saya masuk ke situ saja.
Di bagian depan sebelah kiri, de Blank ON punya outlet khusus buat yang pengen ngopi, namanya Coffee Langit Jingga. Saya tidak tau apakah pemiliknya sama, yang pasti tempatnya menyatu dengan de Blank ON.
Yang cukup menarik, de Blank ON ini memadukan konsep klasik dan modern. Jadi bagian depannya akan ada desain yang terlihat modern, tapi begitu masuk jadi retro abis. Lalu tempatnya ada dua lantai; lantai dasar yang juga jadi pintu masuk dan keluar, dan lantai dua yang letaknya di bawah. Kalau mau bayar juga kasirnya ada di bawah, jadi mas-masnya harus terus stand by di atas buat memastikan pengunjung tidak kabur sebelum bayar. Semangat, Mas!
Oh iya, sebelum masuk, di depan disediakan tempat cuci tangan.
Untuk tempat duduk sendiri, de Blank ON memiliki banyak pilihan. Kalau kamu suka dengan pemandangan pegunungan atau view yang mengarah ke kota Bandung, kamu bisa duduk di luar di bagian belakang, atau bisa duduk di luar di bagian depan kalau sudah bosan dengan pemandangan gunung. Sebagai gantinya, kamu bisa melihat payung-payung tergantung di depan de Blank ON yang juga jadi salah satu spot foto favorit pengunjung. Dan, kalau kamu ingin suasana yang sedikit lebih private, bisa memilih duduk di lantai dua karena areanya lebih tertutup. Dan tidak perlu turun-naik tangga pas mau bayar, tentu saja.
Anyway, kalau melihat dari bentuk dan posisi mejanya, sepertinya sebelah luar bagian belakang dan bagian depan lebih diperuntukkan buat pengunjung yang datangnya hanya berdua atau bertiga, sementara untuk yang datangnya rombongan lebih cocok duduknya di bagian dalam (semi indoor) karena mejanya lebih besar dan kursinya lebih panjang. Namun, saya tetap memilih duduk di meja yang besar dan kursi panjang karena waktu itu baru banget buka dan pengunjungnya baru saya dan mas-mas di meja sebelah yang katanya lagi nunggu temennya, tapi sampai saya pulang, temennya enggak nongol-nongol. Yang sabar, Mas.
Sekarang, mari kita tengok menu-menu yang saya pesan beserta penilaiannya.
Mie Godhog
Sebenarnya ini bukan saya yang pesan.
Yang pesan Mie Godhognya adalah Fasya, tapi tentu saja saya yang menghabiskan karena dia memang pengen nyobain aja. Namun, rasanya di luar ekspektasi. Ternyata mie-nya enak dan bikin nagih. Akhirnya dari yang tadinya pengen nyobain doang, jadi minta nambah.
Rasa kuahnya pas, enggak keasinan, dan cocok dengan suasana gerimis yang menemani. Tekstur mie-nya juga tidak terlalu keras dan tidak terlalu lembek. Pas lah pokoknya!
Kalau nanti ke sini lagi, sepertinya akan pesan menu ini lagi karena sudah tau rasanya.
Harga: 28.000
Rasa: 8.5/10
Roti Bakar Coklat
Untuk menu ini, tidak ada yang istimewa. Roti yang dibakar dan ditaburi cokelat dan … sudah. Begitu saja. Rasanya juga seperti roti bakar yang sering dibikinin Fasya buat saya di rumah. Malah enakan buatan Fasya karena dibakar dengan lebih proper.
Intinya sih, roti bakar coklatnya dibilang enak banget, enggak. Dibilang enggak enak, ya enak.
Harga: 18.000
Rasa: 7/10
Espresso, untuk menyiasati pahitnya hidup
Belakangan ini, kalau mengunjungi tempat yang ada menu kopinya, saya selalu memesan espresso. Alasannya sedikit filosofis: Karena sepahit-pahitnya espresso, lidah tetap menerimanya sebagai sebuah kenikmatan.
Harga: 17.000
Rasa: Kurang pahit. 6/10 lah.
Wedang Jahe yang mengejutkan
Kenapa mengejutkan? Karena, surprisingly ternyata rasanya lebih pahit dari espresso yang sebelumnya saya minum. Bahkan, sampai pulang rasa pahit wedang jahenya masih nempel di lidah. Tadinya saya pesan wedang jahe untuk menghangatkan tubuh karena suasananya sedang gerimis, tapi ternyata tidak membantu.
Awal-awal minum, rasa pahitnya masih aman. Semakin mau habis, pahitnya semakin menantang. Lidah saya menyerah dan tidak saya habiskan.
Harga: 18.000
Rasa: 5/10
Air Mineral
Waktu pesan, saya lupa bilang kalau air mineralnya jangan yang dingin. Jadi pas sampai di meja, saya dikasih yang dingin. Saya minta ganti, tapi ternyata memang stoknya cuma ada yang dingin. Padahal suasananya sedang gerimis dan dinginnya cukup menusuk tulang. Jadi, saran saya sebaiknya kalau bisa bawa air mineral dari rumah saja.
Biasanya saya selalu bawa tumbler berisi air mineral, tapi kebetulan sekali ketika ke sini lupa. Benar-benar lupa.
Harga: 10.000
Rasa: 10/10 karena saya memang air mineral lover, +1 karena mereknya Amidis.
Setelah memesan pesanan di atas, sambil menunggu, Fasya berkeliling untuk mengambil gambar, sementara saya sibuk bales chat di Skype karena mendadak ada meeting siang harinya. Padahal, hari itu rencananya Fasya mau bolos kerja seharian aja, tapi enggak jadi gara-gara saya harus meeting.
Setelah puas mengambil gambar dan makan, saya berkeliling sebentar di sekitar de Blank ON. Ngelirik jam, eh udah masuk siang. Akhirnya saya memutuskan untuk kembali ke kantor saja. Rencana awal sebenarnya mau masuk ke dua atau empat tempat di Kawasan Wisata Punclut ini untuk juga diulas di Jalan Hore, tapi baru tempat pertama sudah kekenyangan. Lain kali, saya akan ke sini lebih pagi dan tidak sarapan biar bisa pesan lebih banyak dan menghabiskan lebih banyak uang juga. Muahaha.
Sebagai penutup, buat kamu yang mau ke de Blank ON, enggak perlu pake blankon kok. Langsung masuk aja, pramusajinya juga enggak ada yang pake blankon, dan enggak ada orang Jawa, semuanya Sunda tulen.
Lokasi:
Kawasan Wisata Punclut
Jl. Baru Laksana No. 75
Pagerwangi, Lembang
Jam buka:
Senin-Jumat: 8 pagi-9 malam
Sabtu-Minggu: 8 pagi-11 malam
Instagram: @deblankon
Catatan: Tempat ini bisa saja mengalami perubahan (harga, tempat, dll). Mohon cek tanggal postingan untuk memastikan.
Leave a Reply