Sate Anggrek adalah salah satu tempat makan sate di Bandung yang sudah sering kami datangi, tapi baru kali ini sempat menuliskan review-nya di blog ini. Kenapa? Karena baru kepikiran aja. Aneh? Tidak juga. Kan namanya juga hore-hore Jalan Hore 😛
“Makan di Sate Anggrek, yuk?”
“Emang ada Anggrek disate?”
“Ada.”
Pas nyampe enggak keliatan ada Anggrek di mana pun. Ternyata Sate Anggrek adalah sate yang berlokasi di Jalan Agggrek, bukan bunga Anggrek yang dibikin jadi sate. Harap jangan kecewa, dan tolong diingat jangan sampai seperti saya.
Oke, langsung kita mulai saja review Sate Anggrek dimulai dari …
Tempat parkir
Bagaimana halaman parkir di Sate Anggrek? Tidak ada.
Hah? Kok bisa?
Iya, beneran Sate Anggrek enggak punya halaman parkir. Jadi kalau kamu ke sana, kamu harus parkir miring di pinggir jalan, atau parkir di parkiran tempat makan yang ada di sebelahnya. Atau, di depan pagar rumah yang ada di seberang jalan.
Sebenarnya agak disayangkan soal tempat parkir ini, karena Sate Anggrek setiap kali ke sana selalu ramai pengunjung—bahkan sampai antre panjang tapi tidak ada tempat untuk sekadar parkir. Namun, mengingat ini adalah tempat makan pinggir jalan, jadi saya masih memaklumi.
Tempat untuk membakar satenya pun bahkan tidak ada atapnya, jadi kalau hujan saya tidak tau apakah mereka memasang tenda, memindahkan tempatnya, pakai payung, atau hujan-hujanan.
Tempat makan
Untuk tempat makannya sendiri, Sate Anggrek punya 4 meja. 3 meja panjang yang bisa diisi 6-8 orang, dan 1 meja lagi di ujung yang bisa diisi maksimal 4 orang. Saya sendiri lebih suka duduk di ujung karena duduk di tengah-tengah kadang suka merasa sesak apalagi lorongnya sempit jadi kalau ada orang lewat sering kena senggol.
Proses pemesanan dan pembayaran
Untuk pemesanan tergantung kondisinya lagi rame atau enggak.
Kalau lagi sepi (yang mana sangat jarang) akan ada yang nyamperin ke meja kamu dan menanyakan pesanan. Kalau lagi rame, kamu yang harus datang ke bagian kasir dan menyebutkan pesanan. Setelah memesan, hanya beberapa menit pesananmu akan datang satu per satu ke meja dan siap disantap.
Kalau sudah kenyang dan selesai, silakan datangi lagi kasirnya, sebutkan pesanannya apa-apa aja, dan bayar dengan uang tunai. Sate Anggrek belum menerima pembayaran elektronik, jadi sebaiknya siapkan uang tunai kalau mau makan di sana. Karena pembayaran masih konvensional, tentu saja tidak ada struk yang diterima. Namun tenang saja karena daftar harga makanan dan minumannya ada kok di dekat kasir, jadi tidak usah khawatir ada yang mark-up harga tiba-tiba pas mau bayar.
Oh iya, waktu ke Sate Anggrek kemarin kami memesan …
Sate Ayam dan Sate Sapi
Harga: 15 ribu + 18 ribu
Rasa: 8/10
Karena baik ayam maupun sapi bentukannya sama aja pas dijadikan sate, jadi menu yang ini disatuin aja. Saya memesan sate ayam, dan Fasya memesan sate sapi.
Untuk urusan rasa, sate ayam dan sate sapi di Sate Anggrek ini adalah salah satu yang terenak yang pernah saya coba di Kota Bandung. Rasa satenya enak, bumbunya pas, dan porsinya juga cukup untuk bikin perut kenyang. Tentu saja kalau makannya sama lontong atau nasi ya.
Oh iya, selama makan di Sate Anggrek, saya selalu pesan lontong untuk menemani si sate. Belum pernah sama nasi, jadi enggak tau apakah porsi nasinya juga sebanyak lontong atau enggak. Harga lontongnya sendiri satunya 2.500. Terus, biar enggak sate dan lontong doang, saya juga pesan …
Soto Ayam
Harga: 15 ribu
Rasa: 6/10
Sotonya juga ada pilihan ayam atau sapi, silakan dipesan sesuai selera. Saya sendiri pesan soto ayam aja karena biar ada kuah yang diseruput doang. Kalau sate doang rasanya kayak kurang rame aja gitu, hahahaha.
Soto ayamnya sudah pake telur setengah biji dan kalau kamu lagi enggak pengen makan sate dan pengennya soto aja, satu porsi soto sama lontong atau nasi menurut saya sudah cukup bikin kenyang juga. Saya sendiri sih enggak terlalu suka sama sotonya karena kuahnya terlalu berminyak, ketika dimakan terasa ada yang menempel di langit-langit saking berminyaknya. Kalau kamu enggak terlalu suka sama makanan yang minyaknya berlebih, sebaiknya makan sate aja.
Teh tawar hangat
Harga: Gratis
Rasa: Enggak manis
Di sini, setelah pesan makanan kamu akan ditanya, “Minumnya mau teh manis atau apa?” dan kalau kamu jawab, “Iya” berarti nanti di kasir kamu akan dikenakan biaya seribu rupiah untuk satu teh manis. Kalau kamu pesannya teh tawar saja, tidak akan dimasukkan ke bill ketika bayar alias gratis. Jadi kayaknya seribu rupiahnya itu untuk bayar gula kalau kamu pesannya teh manis. Sebuah strategi marketing yang canggih di abad ke-21 ini.
Sekali waktu saya pernah pesan minumnya teh tawar, tapi pas bayar dan ditanya, “Minumnya teh manis?” saya secara refleks menjawab iya dan akhirnya kena biaya tambahan. Mau mengoreksi tapi udah telanjur dicatat, jadi akhirnya saya bayar aja deh. Hahahaha.
Pelayanan
Karena ini adalah tempat makan pinggir jalan, jangan berharap pelayanan yang sama ketika makan di kafe atau tempat makan yang lebih proper. Seperti yang saya sebutkan di atas, pelayanannya tergantung situasi: Kalau lagi sepi akan ada yang nyamperin ke meja untuk menanyakan mau pesan apa, dan kalau lagi rame harus inisiatif memesan sendiri ke kasir.
Yang menarik adalah, seramai apa pun orang yang datang, pesanan kita selalu cepat diantarkannya. Enggak pernah lebih dari lima menit pesanan sudah tersedia dan siap disantap.
Protokol kesehatan
Untuk bagian ini juga jangan berharap sama sekali. Di Sate Anggrek tidak ada yang namanya jaga jarak atau cuci tangan sebelum masuk. Jadi, harap membawa handsanitizer sendiri-sendiri dan lepas masker hanya ketika sedang makan saja.
Tempat ini juga hampir selalu ramai dari mulai buka sampai tutup, jadi saran saya demi keamanan dan kesehatan, take away aja.
Lokasi:
Sate Anggrek H. Ahmad Nawawi
Jl. Anggrek No.35, Cihapit, Kec. Bandung Wetan
Kota Bandung, Jawa Barat 40113
Jam buka:
Senin-Minggu: 15.00-22.00 WIB
Instagram: Enggak ada. Mending follow Jalan Hore Bandung aja.
Catatan: Tempat ini bisa saja mengalami perubahan (harga, tempat, dll). Mohon cek tanggal postingan untuk memastikan.
Leave a Reply