Katanya, Malaka Hotel adalah salah satu hotel di Bandung yang jadi favorit orang-orang menggelar acara pernikahan dengan konsep outdoor. Begitu masuk, saya langsung bergumam, “Hm, sepertinya aku tau kenapa jadi favorit.”
Kesan pertama saya ketika melihat Malaka Hotel dari dekat adalah: Beda, minimalis, dan tenang. Apa yang membuatnya beda, seminimalis apa, dan mengapa saya bilang Malaka Hotel tenang? Mari langsung saja baca ulasannya di bawah ini.
Halaman Parkir
Halaman parkir di Malaka Hotel bisa dibilang cukup luas meski tidak ada basement. Parkiran untuk mobil dan motor dipisah, dan keduanya sama-sama luas. Bentuk hotel ini persegi empat, dan pada masing-masing sisinya bisa dijadikan tempat parkir mobil. Pada tiap-tiap sisi itu juga, didesain sedemikian rupa agar setiap petak muat untuk satu mobil dengan posisi miring, jadi terlihat sangat rapi kalau dilihat dari dalam kamar.
Saya pribadi senang dengan tempat parkir ini, karena dibuatnya tidak hanya untuk sekadar keperluan estetika, tetapi juga secara fungsi sangat fungsional. Salut!
Oh iya, di Malaka Hotel sendiri gedungnya dibagi dua: Satu bagian hotel, satu lagi gedung serbaguna beserta kafe yang sering dijadikan tempat nikah. Kafenya sendiri sudah pernah ditulis sama Fasya di sini: Kozi 3.2 at Malaka Hotel.
Catatan: Meskipun parkiran Malaka Hotel cukup luas, kemungkinan akan susah dapat parkir kalau weekend atau sedang ada acara nikahan.
Lobi
Dari gerbang masuk, lobi Malaka Hotel enggak akan kelihatan karena ternyata lobi dan pintu masuk hotelnya ada di sisi lain gedung. Buat orang yang baru pertama kali datang mungkin akan sedikit bingung mencari pintu lobi hotelnya. Namun karena hotelnya enggak luas-luas banget, dengan berjalan kaki sedikit akan bisa ketemu kok.
Seperti biasa, masa pandemi seperti ini, begitu masuk ke lobi akan disambut dengan penjaga yang mengecek suhu tubuh dan meminta untuk mencuci tangan atau menggunakan handsanitizer.
Di depan meja resepsionis ada tiga buah sofa panjang untuk duduk-duduk santai, dan di belakangnya sudah langsung kafe dan restoran. Saya sendiri lebih suka hotel yang seperti ini dibanding yang tempat sarapannya di lantai berapa, tempat ngopinya di lantai berapa (Ada loh).
Oh, satu lagi. Di Malaka Hotel ada UV Sterilizer, sebuah alat yang bisa digunakan untuk mensterilisasi barang bawaan agar aman dari virus dan bakteri. Letaknya ada di sebelah kiri dari pintu masuk hotel—satu lagi hal keren dari Malaka Hotel.
Kamar Tidur
Malaka Hotel cuma terdiri dari empat lantai, dan waktu staycation kemarin kami dapat kamar di lantai tiga. Begitu masuk kamarnya, saya cukup terkesan karena … kamarnya sebenarnya kecil, tapi jadi terasa luas karena penataannya bagus, rapi, dan semua yang ada di dalam benar-benar terpakai, tidak ada yang dipasang untuk keperluan estetika semata.
Selain itu, semua kamar ada balkonnya baik yang mahal maupun yang murah. Jadi kalau lagi bosan di kamar tapi males buat turun ke lobi atau keluar area hotel, bisa langsung buka pintu menuju balkon aja dan menikmati pemandangan jalan.
Untuk kelengkapan di dalam kamarnya sendiri ada twin bed dengan masing-masing dua bantal dan satu selimut; colokan ada di masing-masing sisi kasur, tapi yang bisa dipakai hanya satu karena yang satunya lagi sudah dipakai buat lampu tidur; ada satu buah TV yang kalau gak salah ukurannya 32 inci; di samping TV ada teko listrik, kopi dan teh dalam bentuk saset, dua gelas, dan satu botol air minum dengan botol kaca besar yang bisa diisi ulang di dispenser yang letaknya di luar di pojokan. Tentu saja menggunakan botol yang bisa diisi ulang lebih baik daripada menggunakan minuman kemasan plastik sekali pakai~
Oh, hampir lupa. Di dalam kamar ada satu buah emergency lamp (lampu darurat) yang terletak di samping pintu menuju balkon. Selama saya menginap di hotel, saya baru kali ini menemukan lampu darurat di dalam kamar, dan buat saya itu bagus!
Kamar mandi
Ukuran kamar mandinya kurang lebih sama dengan kamar mandi di hotel budget lainnya. Terdapat wastafel beserta cermin kecilnya, kloset, dan shower. Kloset dan showernya sendiri sebelahan banget dan disekatnya bukan menggunakan kaca melainkan tirai tipis yang menurut saya kurang aja gitu. Saya sendiri lebih suka kalau sekatnya kaca karena bisa melihat seisi kamar mandi. Dengan menutup tirai, space-nya terasa semakin sempit dan kadang merasa sesak.
Untuk kelengkapannya sendiri ada dua handuk, dua buah gelas, sanitary bag, dental kit, shower gel dan sampo yang jadi satu alias 2 in 1. Yang kurang asique di sini adalah tidak ada sabun cuci tangan (biasanya sabun batang) di wastafel, dan handuk mandinya juga rada kotor.
Ada minus, ada juga plusnya.
Plusnya adalah, walaupun tadi saya bilang kloset dan showernya nyatu (yang berarti akan basah ke mana-mana kalau habis mandi), ternyata cuma hitungan menit sehabis main-main air di kamar mandi, lantainya langsung kering kayak hati yang udah enggak pernah diisi bertahun-tahun. Canggih.
Detail Lainnya
Untuk urusan detail di dalam kamar (dalam hal ini penataan), menurut saya Malaka Hotel cukup detail. Seperti yang saya bilang di atas, meskipun kamarnya sebenarnya sempit, tetap terasa cukup dan pas.
Di dalam kamar terdapat sebuah notebook berisi segala hal tentang Malaka Hotel, mulai dari menu makanan, harga sewa ruang untuk meeting dan wedding, sampai daftar channel TV juga ada. Kalau lagi gabut banget, bisa tuh bacain isi notebook-nya dari awal sampai akhir soalnya lumayan tebel halamannya. Hahaha.
Satu hal yang mungkin agak saya sayangkan adalah, tidak adanya meja kerja padahal kecepatan internetnya lumayan kencang dan bagus buat kerja atau bikin konten TikTok 😛 Alhasil, saya jadi buka laptop dan kerja di kasur deh.
Spot Foto
Hampir semua sudut baik di dalam maupun di luar di Malaka Hotel menurut saya bagus buat berfoto. Di halaman dekat kafenya oke, di depan kamar oke, di lobinya oke, di mana-mana oke. Sepertinya memang didesain biar punya spot foto yang banyak.
Dua foto ini cuma bonus, kalau mau lihat sisanya bisa intip IG bapak dan ibuknya Jalan Hore Bandung aja.
Makanan (Bukan Menu Sarapan)
Gara-gara ngeliat notebook yang banyak menu makanan dan banner yang ditaruh di meja, kami berdua jadi ngiler buat nyobain makanan di Malaka Hotel. Sengaja enggak pilih menu sarapan karena paling menu sarapan di hotel—apalagi semasa pandemi—kalau bukan nasi goreng, bubur ayam, ya paling mentok mie goreng.
Jadilah kami memesan Ramen Chicken Katsu dan Ramen Seafood dengan kuah Tomyum. Rasanya? Enak. Porsinya? Gede. Habis? Ya tentu saja! Hahaha.
Tipe dan Harga
Di Malaka Hotel, ada empat tipe kamar: Superior, Superior Tropical, Deluxe, dan Suite. Range harga di aplikasi Booking Online antara 340rb-1jt per malamnya. Bed-nya adanya yang single, twin, dan queen.
Tipe kamar yang kami inapi ini adalah Superior Tropical, harganya antara 340rb-450rb per malamnya. Tentu saja harga ini bisa berubah sewaktu-waktu tergantung tanggal menginap dan hal lainnya. Jadi pastikan buat ngecek dulu detailnya sebelum booking!
Kesimpulan
Secara keseluruhan, menginap di Malaka Hotel buat saya (dan juga Fasya) cukup mengasyikkan. Tadinya udah mikir bakal susah tidur karena kamarnya deket banget ke jalan raya, tapi ternyata kami bisa tidur dengan nyenyak dan cukup. Jadi, ya, senang!
Segitu dulu aja, ketemu lagi di tulisan berikutnya ya!
Info Hotel:
Malaka Hotel
Google
Online Booking Apps
Jalan Halimun No. 36, Kota Bandung
(022) 7303344
Instagram: @malakahotel
Twitter: @malaka_hotel
Tempatnya oke sih kayaknya, apalagi dengan tampilan yang minimalis, membuat semakin betah untuk staycation. Internet kenceng, tapi sayang banget gak ada meja kerjanya, jadi susah kan kalo mau buka laptop, meskipun sebenarnya isa juga di kasur seperti Firman.
Spot fotonya juga bagus di sini, lumayan lah buat nambah post di feed Ig haha.
Asli, mau foto di luar, di balkon, di tangga, semuanya enak banget. Di galeri hape banyak banget stok foto, tinggal dicari yang pas buat diupload hahaha