Beberapa bulan belakangan ini, saya dan Firman sering banget memperdebatkan masalah hotel yang labelnya enggak sesuai dengan faktanya. Kadang nemu hotel yang katanya bintang tiga, tapi pelayanan dan tempatnya tidak mencerminkan hal itu. Kadang juga nemu hotel yang bintangnya cuma dua, tapi ternyata pelayanan dan pengalamannya memuaskan dan berasa nginap di hotel bintang tiga ke atas.
Nah, Meize Hotel ini juga menurut saya adalah salah satu hotel di Bandung yang labelnya tidak sesuai dengan pengalaman yang ditawarkan. Seperti apakah pengalaman Jalan Hore Bandung menginap di Meize Hotel? Baca aja review lengkapnya di bawah ini.
Prokes, Parkiran, dan LobiΒ
Meize Hotel enggak punya parkiran yang luas, bahkan kalau diperkirakan kayanya cuma bisa menampung 5-6 mobil saja, itu pun kemungkinan 3 di luar, 3 di basement. Sangat kecil dan terbatas. Jadi kalau ada tamu dari luar Bandung, bawa kendaraan roda empat, dan memilih menginap di Meize Hotel, harap bersabar untuk urusan parkirnya, ya.
Untuk urusan prokes saya rasa Meize Hotel tidak terlalu ketat, cuma disediakan hand sanitizer saja di meja resepsionis. Di pintu masuk tidak ada petugas yang berjaga, saya cuma disambut sekuriti di dekat parkiran, kemudian masuk langsung ke meja resepsionis tanpa adanya pemeriksaan lanjutan.
Sementara itu lobinya cenderung sepi, hanya ada beberapa meja dan kursi yang dikasih jarak. Terus yaudah sisanya kosong aja gitu kayak isi dompet pas lagi akhir bulan~
Kamar Tidur
Di Meize Hotel saya dapat kamar di lantai tiga, dan begitu keluar dari lift di lantai tiga rasanya kayak masuk ke lorong kamar inap rumah sakit. Gimana ya jelasinnya? Cenderung kaku aja gitu, ada meja berisi vas bunga terus di atasnya dikasih lukisan.
Pas masuk ke lorong menuju kamar-kamar, jreeeng~ gelapppp! Padahal itu masih siang. Lorongnya juga cenderung sempit dan enggak dikasih pencahayaan, jadi kesannya horor (buat saya). Pas masuk ke kamar tidur, baru deh sedikit terasa aman sentosa.
Bagi saya pribadi walau Meize Hotel memiliki label hotel bintang tiga, terasanya tetap hotel bintang dua (dari segi harga dan fasilitas), jadi ya bisa dibilang ini adalah hotel budget. Kamarnya pun tidak luas. Hanya ada tempat dan barang-barang standar kebutuhan tamu saja seperti: kasur, TV, kamar mandi, deposit box, dan meja-kursi. Tidak ada kopi atau teh, tapi tersedia teko listrik yang gak tahu untuk apa gunanya hehehe. Buat yang butuh air panas aja kali ya, barangkali bawa kopi sendiri dari rumah π
Di sisi lain, ada gantungan baju yang tinggi banget. Saya bingung kenapa nyimpen gantungan setinggi itu, bahkan hampir sama tinggi dengan AC. Jujur ini sangat tidak efisien dalam segi penggunaan. Semoga pihak Meize Hotel ada yang baca ya~
Untuk kasurnya saya pilih yang king, soalnya kalau twin nanti kepisah sama suami π Bagusnya, di samping kasur tersedia colokan listrik, begitu pun di meja kerja. Jadi kalau mau ngerjain kerjaan di kasur atau di meja cukup memudahkan tamu.
Kalau mau dilihat dari segi desain, kamar di Meize Hotel ini bisa dibilang superminimalis. Semua tembok full warna putih, cuma dikasih beberapa tempelan kayu warna cokelat di beberapa sisi, dan ada tembok bermural warna hijau yang mana warna hijaunya dipakai oleh Meize Hotel sebagai logo mereka.
Kamar Mandi
Karena hotel budget, luas kamar mandi di Meize Hotel pun terbatas. Akan tetapi, tetap fungsional sebagaimana kamar mandi hotel pada umumnya. Untuk toiletries tersedia dua sikat beserta pasta gigi, sabun cair di bagian shower dan wastafel, dan tentu saja dua handuk. Sayangnya, waktu kemarin menginap di sana bagi saya handuk dan kesetnya agak kotor. Wangi sih, tapi ada bercak nodanya. Kemungkinan karena udah lama dan harus diganti baru, tapi masih diberikan kepada tamu.
Air panas bisa digunakan dengan baik, cuma karena shower room-nya tidak tertutup full, jadi agak membasahi area wastafel saat mandi. Btw, kamar mandinya cuma cukup untuk satu orang saja, kalau mau sikat gigi berdua ngadep wastafel, ya … sempit Bund~
Detail Lainnya
Walaupun ruangan serba sempit dan tidak terlalu banyak yang bisa dieksplorasi, buat yang butuh tidur satu malam atau tamu yang lagi backpackeran, Meize Hotel ini bisa dijadikan pilihan. Di kamar tetap tersedia amenities berupa air mineral dan satu pasang sandal. Bentuk sandalnya mungkin terlihat lucu, tapi percayalah pas dipake gak terlalu nyaman, dan tentu saja tidak saya bawa pulang (Hanya pembaca setia yang paham bagian ini) π
Oh ya, satu hal lain yang perlu diapresiasi dari Meize Hotel juga adalah … walaupun hotel ini minim fasilitas, gelas yang tersedia di meja kerja dan wastafel semuanya gelas kaca, bukan gelas plastik seperti di hotel budget sebelah yang pernah saya inepin.
Untuk kebersihan dan pencahayaan, buat saya keduanya gak terlalu menonjol. Lantai kamar buat saya tidak bersih, handuk dan keset pun sudah saya jelaskan tadi di atas. Namun untuk seprainya untungnya sih bersih. Kalau enggak, saya mau ngamuk aja hehehehe maap.
Nah, untuk pencahayaannya sendiri, di kamar gak bisa saya bilang terang banget alias cukup. Sedangkan di luar kamar pas buka pintu … supeeer gelaaap. Beruntung saya gak dapat kamar di ujung lorong. Kalau iya, mungkin saya pengin pulang aja karena seram. Lampunya sepengelihatan saya ada sih, tapi lampu warna kuning yang kesannya remang-remang dan itu pun gak semuanya nyala. Makin gak yakin kalau ini hotel bintang tiga, hmmm …
Sarapan
Saya pesan kamar di Meize Hotel yang sekalian sama sarapannya, dan makanan diantar ke kamar sekitar pukul 7 pagi. Menunya tidak bisa request, jadi sudah tersedia begitu saja. Lagi-lagi, setelah melihat menu sarapan dan packaging-nya, saya bukan merasa berada di hotel bintang tiga, melainkan hotel bintang dua atau hotel budget.
Makanan yang disediakan Meize Hotel untuk sarapan adalah nasi goreng telur, puding, satu potong buah melon, dan teh manis panas. Semuanya disediakan di wadah sekali pakai, dari tempat makan sampai gelasnya. Kalau teman-teman pernah baca tulisan kami soal hotel budget lainnya, ya seperti itu kemasan sarapannya (kecuali hotel budget yang pernah kami tulis pada tulisan sebelumnya). Gimana soal rasa? Biasa aja. Porsi? Sedikit alias saya gak kenyang sama sekali.
Tipe dan Harga
Di Meize Hotel hanya ada tipe kamar Deluxe.
Harganya antara 250rb-350rb per malamnya. Perlu diingat bahwa harga bisa berubah tergantung hari, tanggal, waktu, dan aplikasi pemesanan yang biasa dipakai. Selain harga yang bisa berubah, buat yang mau staycation harap dicek informasi detail mengenai pemesanan ya, seperti pembatalan gratis atau ada/tidaknya sarapan.
Kesimpulan
Sesuai dengan isi tulisan ini, di Meize Hotel saya tidak merasa berada di hotel bintang tiga. Saya lebih merasa ada di hotel budget atau hotel bintang dua. Secara fasilitas dan pengalaman, bagi saya Meize Hotel tidak bisa dibandingkan dengan hotel bintang tiga lainnya. Namun sekali lagi, bagi teman-teman yang membutuhkan penginapan murah, Meize Hotel bisa jadi pilihan karena harga kamarnya sangat terjangkau. Lokasinya juga ada di tengah kota, jadi cukup mudah jika ingin jalan-jalan atau berwisata. Oh ya, Meize Hotel ini dekat juga dengan massjid, jadi cukup memudahkan tamu yang beragama Islam seandainya mau Jumatan atau salat lima waktu di masjid.
Info Hotel:
Meize Hotel
Buat saya sih
Jl. Sumbawa No. 7, Kota Bandung, Jawa Barat 40113
(022) 4263888
Instagram:Β @meizehotel
Leave a Reply