Beberapa waktu lalu, saya dan Firman pernah berkunjung ke Emaki Lembang dan tulisannya bisa dibaca di sini. Nah, kali ini, kami berkesempatan lagi untuk mampir ke sana dengan tujuan yang lain, yaitu… staycation!
Iya, setelah sekian lama akhirnya penginapan mereka sudah selesai dan bisa diinapi oleh pengunjung. Di aplikasi online-booking pun sudah ada, tapi kalau mau lebih lengkap bisa pesan langsung via WhatsApp, terutama kalau teman-teman datang rombongan atau punya rencana lain selain staycation.
Kenapa begitu? Karena kan penginapan Emaki Al-Ma’soem Resort sendiri hadir dengan tujuan sebagai pesantren lansia, jadi seandainya ada yang punya tujuan ke sana untuk pesantren keluarga atau remaja dan sebagainya, tinggal dikomunikasikan dengan pihak manajemen. Jadi jangan ragu untuk bertanya via WhatsApp atau DM di Instagram, ya!
Tentang Penginapan
Di Emaki Al-Ma’soem Resort, mereka punya beberapa tipe penginapan yang bisa disesuikan dengan kebutuhan dan budget tamu. Kalau datang bersama keluarga dengan jumlah banyak, ada tipe vila yang berisi empat kamar dan satu ruang keluarga.
Kalau misal datang cuma berdua, ada juga pilihan penginapan per kamar. Yang pertama bangunan beton dua lantai, dan yang kedua bangunan kayu dua lantai juga. Untuk bangunan beton ini, sangat dekat dengan akses ke masjid karena masjidnya ada di lantai tiga. Namun akses menuju bangunan penginapannya agak jauh dengan jalanan yang naik-turun, jadi agak capek aja sih terlebih karena saya ke sini dengan keadaan hamil.
Pada kedua jenis penginapan ini (bangunan beton dan kayu) keduanya sama-sama menggunakan tangga. Pada bangunan beton sedang disiapkan lift, tapi pada bangunan kayu sepertinya tidak ada. Bagi saya pribadi, ini agak ambigu dengan tujuan awal yang dibuat Emaki yaitu pesantren lansia.
Alasannya sederhana, fasilitasnya tidak disesuaikan dengan lansia. Gak cuma itu, jarak resepsionis dan penginapan yang cukup jauh agak bikin saya khawatir karena resepsionisnya belum beroperasi 24 jam. Saya tidak tau bagaimana perkembangan Emaki Al-Ma’soem Resort hari ini, tapi semoga bisa memberi kemudahan bagi tamu, entah itu tamu yang datang untuk staycation seperti saya maupun tamu yang sudah mempersiapkan diri untuk pesantren.
Parkiran, Prokes, dan Lobi
Bagi pengunjung yang akan jalan-jalan untuk wisata atau menginap, parkirannya masih sama, tepat di pintu masuk langsung bisa memarkirkan kendaraannya. Lokasi parkirnya hanya cukup untuk mobil dan motor saja, sedangkan untuk kendaraan yang besar seperti bus tampak tidak bisa memarkirkan kendaraannya di dalam. Prokesnya sendiri sama seperti tempat lain pada umumnya: pengecekan suhu dan disediakan hand-sanitizer.
Seperti yang saya tulis di atas, resepsionisnya tersedia di depan, dekat dengan restoran. Waktu saya ke sana, belum tersedia fasilitas telepon di kamar. Jadi agak susah kalau mau apa-apa mesti jalan kaki jauh ke depan. Mungkin kalau sekarang sudah ada, saya belum tahu perkembangannya.
Namun yang pasti, karena penginapan Emaki Al-Ma’soem Resort ini lokasinya beda-beda antar tipe penginapan, menurut saya sih harusnya ada pihak keamanan atau resepsionis per gedung yang bisa memenuhi kebutuhan tamu.
Soalnya saya ngerasain nginap dengan pemandangan kanan-kiri pohon dan kalau jalan malam-malam cukup gelap dan jauh. Apa tidak repot ya kalau memang benar tujuan Emaki Al-Ma’soem Resort ini untuk pesantren lansia? Kan harus dipikirkan juga fasilitas dan kemudahan bagi mereka para tamu, tua atau muda.
Oh iya satu lagi, seandainya kalau kondisi hujan terus mau ke restoran dan pihak penginapan cuma ada di resepsionis depan aja, gimana tuh? Atau misal ada lansia yang gak bisa jalan jauh, atau ada tamu yang sakit dan butuh bantuan misal air mineral karena airnya di kamar udah habis, atau apa gitu. Baiknya gimana sih? Jalan kaki ke resespsionis depan? Atau ke restoran yang mana enggak buka 24 jam? Hehehehehe, ya intinya pertanyaan-pertanyaan ini hadir begitu saja di kepala saya sebagai tamu yang menginap. Yauda skip ajalah ya. Sori, saya emang anaknya suka overthinking π
Kamar Tidur
Pas masuk area kamar, kesannya bersih karena pemilihan warna putih yang dipadukan dengan warna coklat. Serasi dan tidak terlalu banyak ornamen mencolok. Begitu buka pintu, langsung berdiri lemari tiga pintu yang mepet ke pintu kamar.
Ada dua cermin, ada meja panjang yang sudah tersedia fasilitas teko listrik, kopi, teh, gula, gelas, air mineral, tisu, bahkan disediakan al-qur’an juga. Btw, Firman sendiri suka sama al-qur’annya dan kepikiran ingin punya hahaha, kalau pihak Emaki Al-Ma’soem Resort baca ini dan mau mengirimkan, kami sangat menerima loh ya π
Jendela yang ada di kamar ukurannya superluas karena membentang dari ujung ke ujung. Bahkan sepanjang siang hari kayanya enggak perlu menyalakan lampu karena sudah cukup terang, tinggal dibuka aja gordennya. Namun … kalau buka gorden keseluruhan jadi agak risih juga karena bisa terlihat dari luar. Jadi kalau saya sih menyiasatinya dengan dibuka sebagian, ditutup sebagian. Lagi pula view-nya tidak terlalu menarik karena langsung ke pohon, tanah, dan air selokan yang mengalir tepat di hadapan jendela kamar.
Oh ya, di sini tidak ada AC karena udaranya dingin. Ada dua jendela yang bisa dibuka di kanan dan kiri, dan bagi saya sangat cukup untuk dibuka pada pagi atau siang hari. Kalau udah malem, tutup aja karena superdingiiin! Bahkan waktu tidur malam hari pun, kami beneran kedinginan, kalau gak salah suhunya sampai 16 derajat celcius brrrrr~
Kamar Mandi
Untuk kamar mandinya cukup luas walau tidak ada pintu pembatas (biasanya kaca) antara shower room dan kloset, jadi terbuka lebar aja gitu di satu ruangan.
Ada pembatas berupa pegangan yang kemungkinan besar untuk memudahkan para lansia saat duduk atau berdiri. Air panas bisa digunakan dengan baik. Pencahayaan di kamar mandi cukup. Hanya saja, saya agak bingung dengan lantai kamar mandi yang berbahan dasar kayu (atau vinyl? Gatau deh, pokoknya sejenis itu). Mungkin niatnya supaya tamu lansia tidak licin saat di kamar mandi (?) tidak tahu juga. Namun yang pasti, lantainya jadi susah sekali kering alias ditinggal semalaman pun tidak kering, tetap basah.
Saya pribadi agak risih dengan kamar mandi yang selalu basah walau sudah digunakan berjam-jam lalu, apalagi sistem di penginapan biasanya sudah tersedia exhaust fan. Kayak merasa enggak berguna benda itu nempel di atap, cuma muter tapi gak ada fungsinya hehehe. Cuma yaudah saya gak bisa gimana-gimana juga~
Toiletries-nya tersedia dengan rapi: sampo, sabun, sikat dan pasta gigi, juga tentu saja dua handuk yang ada di lemari (foto di atas). Sayangnya handuk yang disediakan berwarna merah marun, yang mana lebih baik menggunakan warna putih sebagai standar penginapan pada umumnya.
Gak capek untuk saya ingatkan, bahwa warna putih memberi nilai plus untuk kedua belah pihak (tamu dan pemilik penginapan) untuk mengetahui seberapa bersih handuk yang dipakai. Kalau teman-teman rajin baca postingan staycation di blog ini, saya selalu mengulang-ulang bagian ini. Semoga tidak bosan ya.
Sarapan
Sejujurnya, saya enggak terlalu berharap banyak soal sarapan di Emaki Al-Ma’soem Resort. Soalnya malam sebelumnya, pada jam 18.30 saya ke restoran untuk pesan makan tapi ternyata udah enggak bisa. Padahal sebelumnya saya diinfokan kalau restoran tutup jam 20.00.
Saya sengaja datang jam 18.30 supaya gak mepet ke jam 20.00 karena biasanya ada last order minimal 30 menit sebelum tutup, ya setahu saya sih kalau di resto lain begitu ya. Namun ternyata saya datang jam 18.30 pun percuma, katanya cuma bisa pesan camilan dan enggak bisa pesan makanan berat. Alasannya, karena udah mau tutup. Saya agak kecewa sih, soalnya kondisi saya lagi hamil dan harus minum obat pada malam hari. Terus udah jalan kaki ke resto dan sengaja datang lebih cepat, tapi gak bisa pesan kecuali cemilan.
Sebenarnya bisa aja saya pesan makan secara online, tapi dari kamar menuju pintu depan lumayan jauh dan gelap, jalannya juga agak menanjak, jujur saya sih gak sanggup kalau harus bolak-balik ambil makan sejauh itu. Jadi yauda, malam itu saya terpaksa menahan lapar dan tentu saja badmood!
Paginya, waktu sarapan saya enggak ngasih ekspetasi makanannya akan enak atau gimana, cuma pesan apa yang ada, dan nunggu. Oh ya ampun, saya nunggu satu jam untuk pesanan nasi goreng dan teh manis. Mau marah banget asleeee. Malamnya kesal, paginya juga.
Untungnya jam enam pagi di dekat kamar ada warung yang jualan gorengan, jadi saya sengaja beli subuh-subuh pas warungnya baru banget buka, soalnya udah laper banget dari semalam. Pas jam delapan ke restoran, makanannya siap jam sembilan. Sama sekali gak worth it.
Kalau ada yang nanya udah nunggu lama, gimana rasa nasi gorengnya? Biasa aja, hiks.
Btw, saya ada sedikit saran untuk manajemen Emaki Al-Ma’soem Resort yang ngurusin restoran:
1. Last order 30 menit sebelum resto tutup. Kalau 1,5 jam last order dan cuma bisa pesan camilan, lebih baik langsung tutup aja dari jam 18.00, gak perlu nunggu jam 20.00.
2. Sarapan sebaiknya sudah siap, tidak perlu lagi dibuat seperti pesanan yang baru. Karena kan sudah ada jumlah tamu yang menginap pada H-1, jadi paginya tinggal disiapkan dan disajikan. Perlu diingat, ada tamu yang mungkin harus buru-buru sarapan dan check-out, masa iya harus nunggu satu jam untuk sarapan?
Ah, saya lupa bilang sesuatu! Bala-bala buatan ibu-ibu warung dekat kamar itu rasanya super enak, crispy, dan tipis sesuai kesukaan saya dan Firman. Berkat beliau, saya bisa menahan lapar dan jadi sering kepikiran bikin bala-bala crispy di rumah karena ingat ibu warung tersebut.
Katanya, dia buka warung di sana karena suaminya kerja juga di Emaki Al-Ma’soem Resort. Jadi sekalian aja gitu. Oh iya, dia buka jam 6 pagi dan tutupnya sebelum maghrib. Padahal kalau sampe malem, waaah saya bahagia sih karena kayaknya enak makan mi rebus malam-malam yang mana di sana udaranya dingin banget!
Btw, kalau mau jajan gorengan, atau mi rebus dsb., bisa banget ke ibu warung ya. Saya rekomendasikan buat teman-teman yang nginap di Emaki Al-Ma’soem Resort dan memilih kamar yang jenisnya sama kaya saya, bukan yang bangunan kayu.
Jalan Pagi di Emaki
Ini bagian favorit saya, sama seperti di tulisan tentang Emaki sebelumnya. Banyak area yang luas untuk jalan-jalan santai. Udara di sana juga segar banget! Kalau sebelumnya saya nyobain jalan sore hari, kali ini saya punya kesempatan untuk jalan pagi hari. Beneran nyaman banget bisa menghirup udara segar dan ketemu matahari pagi jadi bisa berjemur.
Terlebih lagi, sekarang fasilitas di Emaki Al-Ma’soem Resort sudah makin bertambah. Bisa ngasih makan hewan-hewan yang ada di sana. Kemarin, saya bisa ngasih makan kelinci, ikan, bebek. Mungkin hewan lain seperti burung atau rusa juga bisa, cuma saya gak nyobain karena udah sibuk sama ketiga hewan yang sebelumnya saya sebut.
Oh ya, walau masih pagi ternyata banyak pengunjung juga. Ada banyak yang piknik di taman tengah sambil ngobrol dan sarapan, banyak anak kecil lari ke sana-kemari atau antusias sama hewan-hewan yang ada. Saya senang lihatnya. Semoga tempat ini selalu jadi alternatif untuk kumpul sama keluarga ya!
Tipe dan Harga
Di Emaki Al-Ma’soem Resort, tersedia tiga tipe kamar: Deluxe (Twin/King), Villa Keluarga, dan satu lagi tipe yang bangunan kayu–yang saya belum tahu apakah sudah launching atau belum, karena di aplikasi online-booking belum ada infonya.
Tipe kamar yang kami inapi ini adalah Deluxe King. Harganya antara 400rb-500rb per malamnya. Perlu diingat bahwa harga bisa berubah tergantung hari, tanggal, waktu, dan aplikasi pemesanan yang biasa dipakai. Selain harga yang bisa berubah, buat yang mau staycationΒ harap dicek informasi detail mengenai pemesanan ya, seperti pembatalan gratis atau ada/tidaknya sarapan.
Kesimpulan
Sebenarnya menginap di Emaki Al-Ma’soem Resort cukup menyenangkan di beberapa sisi. Kamarnya bersih, tamannya luas, dan ditambah udara Lembang yang sejuk. Cuma tetap saja ada beberapa hal yang belum sepenuhnya profesional dari segi bisnis.
Apa yang saya tulis di atas adalah semua yang saya dan Firman rasakan dan alami selama menginap di Emaki Al-Ma’soem Resort. Tidak saya kurangi atau lebihkan. Atau, kalau merasa ragu dengan tulisan di blog ini, boleh sesekali cek ulasan di Google Maps atau aplikasi online-booking, ya. Di sana da beberapa ulasan dari pengunjung lain yang punya pengalaman sejenis dengan saya mengenai pengalaman penginap dan restoran yang belum di-manage dengan baik dan profesional.
Saya tahu, bahwa Emaki Al-Ma’soem punya konsep yang original dan tidak ingin mengikuti selera pasar yang ada. Hal tersebut diutarakan oleh manajemen Emaki. Namun kalau saya boleh sedikit berpendapat sebagai pengunjung dan penulis blog hore ini, Emaki Al-Ma’soem Resort masih belum siap melayani tamu entah itu dalam fasilitas penginapan atau restoran.
Tidak ada resepsionis yang standby di dekat penginapan, tidak ada kecepatan dan kecekatan dalam mengelola restoran. Bahkan saya menemukan keluhan mengenai booking-an yang tidak sesuai pesanan di aplikasi. Mungkin Emaki Al-Ma’soem Resort bisa menggandeng pihak yang lebih mengerti mengurus hal ini, karena sayang aja sih tempatnya menjual banget tapi SDM dan pengelolanya belum profesional.
Jadi, sebelum Emaki Al-Ma’soem Resort menambah fasilitas umum untuk wisata, mungkin bisa diperbaiki dulu apa yang sudah ada. Soalnya saya dengar dari pihak manajemen Emaki Al-Ma’soem Resort, cukup banyak fasilitas tambahan yang gak diinformasikan lewat media sosial, tapi disesuaikan request dari tamu. Bahkan mau ada waterpark untuk anak-anak sebagai fasilitas tambahan. Jadi atau tidaknya saya tidak tau, tapi saya harap tidak perlu menambah banyak fasilitas ini itu. Alih-alih, lebih baik menjalankan dan benahi apa yang sudah ada dulu sampai benar-benar siap dan layak untuk pengunjung.
Ceilah saya sosoan banget ya di tulisan ini, tapi bener deh, tulisan ini jujur dari lubuk hati paling dalam. Semoga manajemen Emaki Al-Ma’soem Resort sempat membaca tulisan ini, dan menjadikan masukan yang segambreng ini sebagai bahan evaluasi ya. Semoga ke depannya bisa makin baik dalam segala hal. Salam dari bumil dan pamil π
Info Hotel:
Emaki Al-Maso’em Resort
Alamat: Jl. Sukasenang, Kayuambon, Lembang, Kabupaten Bandung Barat
Telp: 022-27613310/081122200322
Instagram:Β @emaki.almasoem
Leave a Reply