Hai, saya dan Firman akan kembali mengisi blog ini. Setahun kemarin kami memutuskan untuk tidak aktif karena satu dan lain hal. Salah satunya karena kehadiran anak yang cukup menyita banyak waktu. Sampai hari ini kami masih terus beradptasi dan belajar, supaya semuanya bisa dikerjakan pelan-pelan sebaik mungkin. Termasuk mengurus blog ini. Kasihan berdebu~
Tulisan hari ini masih edisi staycation. Ada banyak draft tertunda dan akan segera di-upload satu-satu hahaha semoga tidak ada kata hoream setelah ini ya! Doakan. Staycation kali ini di pusat Kota Bandung, seberangnya Alun-Alun Bandung. Hotelnya tidak terlalu besar, tapi nyaman dan arsitekturnya ala-ala Eropa. Pernah lihat hotel di luar negeri yang gedung, lobi dan pintu masuknya kelihatan saat orang jalan kaki di trotoar depannya. Nah, seperti itulah hotel Maison Teraskita ini.
Gedung dan Parkiran
Kalau kalian jalan kaki di trotoar depan hotel ini, pemandangan yang didapat adalah dua foto pertama yang ada di bawah ini. Gedung bagian depan adalah bagian dari bangunan cagar budaya Grade B yang dibangun pada tahun 1917. Mengutip dari propertiterkini.com, Maison Teraskita menjaga orisinalitas bangunan, dan untuk menjaga keselarasan desain serta fungsi gedung tersebut hadirlah hotel dengan konsep βHeritage, Luxury & Tropicalβ.
Konsep tersebut mengawinkan kemewahan arsitektur asli bergaya heritage dengan sentuhan modern kontemporer pada bagian interior, serta memberikan elemen hiasan tropis bergaya Indo-Eropa, sehingga secara keseluruhan Maison Teraskita Bandung memiliki tampilan yang unik.
Hotel ini baru hadir sekitar dua tahun terakhir, saya menginap tahun 2021 beberapa bulan setelah hotel ini resmi dibuka dan siap menerima tamu. Waktu saya ke sana, masih cenderung sepi dan waktu proses check-in kamar saya di-upgrade secara gratis. Seandainya ada manajemen hotel yang baca, saya dan Firman mau mengucapkan terima kasih lewat tulisan ini. <3
Untuk parkirannya sendiri tergolong kecil, saya gak tahu kalau weekend atau lagi masa liburan apakah parkirannya tercukupi atau tidak, tapi sepenglihatan saya parkirannya kecil. Kalau gak kebagian, jadinya hanya mengelilingi gedung saja, terus keluar gedung dan masuk lagi cari parkir π
Lobi dan Cafe
Oh iya, di bagian teras dan lobi hotel terdapat Teras Cafe, dibuka untuk umum dari jam 8 pagi sampai 10 malam. Untuk menikmati makanan dan minuman di sini, tidak perlu menginap di hotel ya. Melihat website resminya, selain Teras Cafe, ada juga restoran yang sudah punya jadwal untuk breakfast, lunch, dan dinner seperti hotel pada umumnya. Untuk kebutuhan yang lebih intim, mereka punya bar yang buka jam 5 sore sampai 12 malam. Semuanya direkomendasikan untuk reservasi terlebih dahulu.
Jadi lobi dan cafenya nyatu di lokasi yang sama? Betul. Tapi sangat tidak menganggu sih, malah enak karena sambil nunggu check-in banyak tempat duduk dan bisa juga foto-foto. Area tangga berkarpet, jendela besar dengan banyak cahaya masuk, piano klasik yang boleh dipakai pengunjung, beneran bikin ngilerrrr untuk jepret sana-sini. Konsep heritage, luxury, dan tropical makin terasa begitu masuk lobi.
Kamar Tidur
Nah ini dia kamar yang sudah di-upgrade secara gratis.
Pesanan saya sebelumnya adalah tipe Classic, kemudian pindah ke tipe Deluxe. Secara luas, tentu lebih luas dan di bagian interior ada perbedaan yang signifikan. Kalau tipe Classic, depan kasur langsung tembok dan TV. Sedangkan untuk tipe Deluxe, ada space lebih luas, ada sofa dan meja, yang mana … akhirnya sofanya saya pindahin posisinya supaya bisa menghadap TV hahaha.
Kamar tipe Deluxe ini luasnya 24mΒ². Warna kamar senada dengan bagian luar dan lobi hotel. Putih perpaduan hijau (turquoise atau teal) dan beberapa ornamen memakai warna coklat kayu dan kuning emas. Kasur bersih dan rapi, AC berfungsi dengan baik, colokan di pinggir kasur ada, tapi tidak ada mejanya. Jadi agak repot kalau lagi nge-charge HP. Disimpan di kasur takut jatuh pas tidur, disimpan di lantai ambilnya kejauhan.
Kamar Mandi
Pas saya masuk kamar mandi, waaaah temboknya favorit emak-emak Instagram nih hahaha. Dari segi luas, iya cukup luas dan leluasa untuk melakukan sesuatu. Untuk toiletries sudah tersedia lengkap, handuk tergolong bersih (karena hotelnya baru kali ya, biasanya makin lama suka kelihatan agak menguning). Air hangat dan dingin berfungsi dengan baik, pilihan shower dan keran wudu sangat terpakai dan memudahkan, pencahayaan tidak ada masalah, yang ada masalah adalah ketika mandi. Aduh itu airnya ke mana-mana … alias tidak ada pembatas atau penutup antara area basah dan area kering. Tembok yang cuma seuprit itu gak berfungsi apa-apa menurut saya, padahal bisa dibikin tambahan pintu kaca supaya air pas mandi gak bikin becek ke area wastafel dan kloset.
Detail Lainnya
Semua tipe kamar di Maison Teraskita ada bagian “pojok mojok” yang bisa dinikmati di dekat jendela. Di kamar saya ada satu meja dan satu kursi menghadap jendela, bisa banget buat jadi tempat kerja atau baca buku. Walaupun tidak ada balkon, dengan adanya pojokan ini mungkin bisa jadi pengganti balkon π
Untuk amenities yang tersedia di kamar cukup lengkap seperti deposit box, sandal, air mineral, cangkir, teko listrik beserta teh, kopi, dan gulanya. Terdapat kulkas juga untuk menyimpan skincare atau minuman dingin. Asal jangan nyimpan kenangan aja di situ.
Saya tadi belum ngasih tahu tambahan toiletries ya? Ada bathrobe dan hair dryer! Keduanya digantung di depan pintu kamar mandi dan semuanya berfungsi dengan baik. Sebagai hotel bintang empat, buat saya kebutuhan kamar yang ada sudah sangat cukup dan terpenuhi. Memang sih tidak ada meja kerja, tapi gak masalah berkat ada pojok mojok yang tadi saya jelasin.
Kolam Renang dan Gym
Bandung lagi mendung tapi Firman keukeuh mau coba berenang di rooftop-nya. Akhirnya ke sana dan sepiiii. Kolamnya hanya untuk orang dewasa, dengan bentuk memanjang dan view Kota Bandung. Bagus sih, tapi kalau kalian ada di sana, ya ampun dingin bangeeeet. Anginnya kencang! Kalaupun cuaca lagi panas, kayanya anginnya tetap kencang sih.
Sebenarnya selain kolam renang, fasilitas lainnya ada juga gym. Tempatnya di lantai yang sama dengan kolam renang, tapi saya gak sempat motret karena keburu hujan. Tapi yang pasti, tempat gymnya relatif kecil dan cuma ada beberapa alat saja.
Tipe dan Harga
Untuk kamar yang di-review ini adalah tipe Deluxe Maison Double. Harga di aplikasi booking onlineΒ range-nya sekitar 700-800rb per malam. Kalau mau pesan tipe lain juga silakan, Maison Teraskita punya beberapa tipe kamar: Classic, Classic Atiic, Deluxe, Deluxe Attic, Deluxe Corner, dan yang paling mahal ada tipe The Club. Kamarnya tentu lebih luas dan ada bathtubnya. Cek deh!
Perlu diingat bahwa harga bisa berubah tergantung hari, tanggal, waktu, dan aplikasi pemesanan yang biasa dipakai. Selain harga yang bisa berubah, buat yang mau staycation harap dicek informasi detail mengenai pemesanan ya, seperti pembatalan gratis atau ada/tidaknya sarapan.
Kesimpulan
Saya dan Firman menikmati menginap di Maison Teraskita. Lokasi tengah kota, banyak spot foto menarik karena gedung dan arsitekturnya ala Eropa. Mau pesan makan online pun banyak pilihan yang dekat. Bahkan kalau gak males sebenarnya bisa kulineran jalan kaki dekat hotel. Pagi-pagi mau joging di alun-alun juga bisa. Ya walaupun saat tulisan ini terbit, alun-alun kota Bandung masih ditutup dan trotoar Jalan Asia Afrika dan Braga terlalu ramai untuk dijadikan ruang publik. Namun, hotel ini tetap worth it untuk dijadikan salah satu tempat menginap di pusat kota Bandung loh ya!
Kolam renang rooftop, suasana kamar, amenities, pelayanan, semuanya cukup oke. Beberapa hal yang jadi catatan kekurangan sudah ditulis di atas, seperti parkiran yang kecil dan area kamar mandi yang tidak ada pembatasnya. Namun demikian, Maison Teraskita akan jadi salah satu rekomendasi menginap buat saya ataupun teman-teman yang lagi kepengen staycation di tengah Kota Bandung.
Info Hotel:
Maison Teraskita Hotel Bandung
Jalan Asia Afrika no 55
Kb. Pisang, Kec. Sumur Bandung, Kota Bandung
(022) 30508000
Instagram:Β @maisonteraskita
Leave a Reply